LEGENDA MANUSIA
masih kuingat senyummu terang berkata, aku akan jadi pilot. atau di lain waktu kau bisikkan, tidak aku ingin jadi dokter. menyembul gigi gigismu menyembul.
berlarian engkau di kejar waktu. bermesraan celotehmu di raung ruang, yang mereka bilang sekolah. berkejaran engkau dengan hasrat membuncah!
(pada titik dimana segala menjadi mungkin)
masih kuingat gerimis rimis dari pelupukmu. dan kau katakan, engkau kalah. begitu banyak setan-setan berkeliaran mengikis angan berterbangan.engkau mengerang dalam radang. menghilang dalam terang.
bergantian mukamu masam. bergantian warna. merah biru ungu abu-abu sampai hitam.kau senandungkan: aku tetap akan berjalan!
(pada titik dimana hukum probabilitas mulai digelar)
masih kuingat kau berhenti melangkah. pada titik dimana mimpi-mimpi tak lagi punya tangan.merapuh perlahan disuluh waktu. kau mengharubiru kesedihan.
tangan-tangan misteri yang menyeretmu pergi. dari angan yang kau bangun dengan senyum terang kala itu.dari kemungkinan-kemungkinan negeri impianmu.
(pada titik dimana segala tampak tak mungkin)
masih kuingat sebuah titik menjumpai. mengulur tangan pada ada. realita bermahkota jingga. memapahmu menuju arah dimana kau tambatkan ingin kehendak alam raya.
lebur...leburlah engkau dalam hikmat raya. membuncah gairah memompa-mompa bahagia. kau tertawa dalam rahasia dunia.
(pada titik dimana segala hipotesa menjadi satu kesimpulan)
;legenda manusia!
RIWAYAT HAWA
:wiwik ilyanti
kau telusuri riwayat hawa. maka yang ku temui hanyalah luka. tapi, tak katamu.
selamanya hawa bagi adam, ucapmu. tapi, tak kataku.
karena, gigil tangan lelaki telah merampas sesobek kertas yang dikirimkan tuhan menjadi serpihan-serpihan luka wanita. hingga, tamat yang dinamakan keadilan! hingga lumat yang disebut persamaan!
hanya, deras airmata tak mampu tandaskan dendam wanita pada kehormatan telah terhempas!masih wanita dipersalahkan!
tapi, tak katamu.
ku telusuri lorong yang kau simpan di matamu. ah...sama saja! kau tetaplah hawa beriwayat luka. tapi, masih juga kau sembunyikan dengan dalih kesetiaan.
tapi, tak katamu.
selamanya hawa ditindas adam, semburku. tapi, tak katamu.
karena, sekeping hidup hanyalah di permainkan nafsu. tak marah membuatmu tahu, tentang derita dan bahagia tak beda. wanita tak pernah terluka, selain tuhan mengirimi cinta dan ketulusan. merengkuhnya dalam keadilan yang satu. menjaganya dalam persamaan yang seimbang.
hanya, senyum tak pernah hapus dari bibir tipismu. sebagai kemenangan hawa atas jiwa yang luka!